Sinopsis Film Gundala, Tayang Di Bioskop Indonesia Mulai Besok, Kamis 29 Agustus 2019
Wulan memimpin sekelompok pedagang pasar untuk memberontak melawan para preman yang mengganggu mereka. Suatu saat, Sancaka kebetulan berada di sekitar pasar tersebut dan akhirnya bertarung dan mengalahkan 30 orang preman dengan kekuatannya. Wulan meminta Sancaka untuk bergabung dengan kelompoknya agar bisa mempertahankan pasar. Tetapi Sancaka menolak, dengan alasan bahwa ia belum yakin bahwa dia adalah pahlawan yang mereka butuhkan. Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen.
Banyak adegan pertarungan tak ada aksi kekerasan brutal dan bersimbah darah. Karakter Gundala alias Sancaka maupun Pengkor sama-sama dirancang dengan baik oleh Joko Anwar.
Agar tidak diketahui musuh dan banyak orang, Sancaka menggunakan topeng serta kostum khusus. Selain itu, kostum tersebut membantunya mempermudah dalam mengendalikan kekuatan petirnya. Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju akhir dunia. Warner Music Indonesia menerbitkan album jalur suara berisi sembilan lagu yang terpilih dari sekitar tiga ratus lagu yang didaftarkan lewat tagar #GundalaSongTribute.
Film yang mengisahkan perjuangan Sancaka melawan ketidakadilan ini dibesut sutradara Sinopsis Film Joko Anwar. Sancaka menjadi bersemangat untuk melawan segala bentuk penindasan.
Ayah Sancaka tewas dengan luka bekas tikaman saat Sancaka menemukannya. Gundala mengalahkan musuh-musuhnya dengan sejumlah kekuatan istimewa yang bersumber dari petir.
Sancaka menyusul sebuah mobil distribusi dan mencoba menghentikannya. Untungnya, mobil tersebut secara supernatural dihentikan oleh seorang wanita misterius . Sancaka pun memegang sebuah botol obat penawar, dan menggunakan kekuatan petirnya untuk memecahkan semua botol obat penawar racun yang ada di kota. Kesengsaraan dan keputusasaan para pedagang pasar meyakinkan Sancaka untuk bangkit membela mereka. Sancaka adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka.
Film superhero Gundala yang ditulis oleh Joko Anwar itu mengangkat tokoh Gundala yang diciptakan Hasmi lewat sebuah komik. Bercerita tentang Sancaka yang hidup di jalanan sejak orang tuanya meninggalkannya. Alur film yang berjalan dinamis, cerita yang kaya akan bumbu, serta akting para aktor yang mumpuni menjadi kekuatan movie ini.
Joko Anwar juga menyisipkan pesan menentang ketidakadilan melalui pemeran pembantu. Misalnya, ada adegan seorang anak kecil yang mencoba untuk menghentikan penjarahan, yang kemudian dibantu orang-orang dewasa.
Sayangnya, kedua karakter ini tak punya ikatan konflik yang intensif. Tokoh-tokoh lainnya memang tak punya porsi pengenalan yang lebih, tetapi tetap memiliki daya tarik tersendiri. Karakter Wulan dan orang tua Sancaka, misalnya, diperlihatkan sebagai sosok yang menjunjung tinggi keadilan dan mengutuk penindasan. Atas nama dendam masa lalu, Pengkor dan anak-anak asuhnya berencana merusak generasi dengan meracun janin ibu hamil di seluruh negeri.
Meski memang benang merah movie ini tetap sama dengan komik Gundala karya Hasmi, namun terdapat sejumlah penyesuaian latar belakang dan karakter tokoh. Joko Anwar berhasil memadukan penyesuian dari komiknya itu dengan lancar dan rapi. Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, M&C!
Seputar The Dark Knight, Film Yang Raih Banyak Penghargaan
Suatu hari, ayah Sancaka memimpin rekan-rekan sesama buruh untuk melakukan protes terhadap pemilik pabrik.