Film Indonesia

Review Film Cahaya Cinta Pesantren 2017

Review Cahaya Cinta Pesantren

Shilla berusaha menjalani kehidupan pesantren ditengah bermacam konflik. Mulai dari konflik yang membuat persahabatannya berantakan.” Karena keterbatasan biaya orang tuanya tidak mungkin menyekolahkan Shilla di SMA Swasta, awalnya Shilla menolak namun atas bujukan orang tuanya jadilah shilla santri di Pesantren Al-Amanah.

Wirda Mansur, putri dari Ustaz Yusuf Mansur mengejutkan semua penggemarnya dengan diam-diam mengisi soundtrack di movie ini. Wirda bahkan juga bermain di film ini sebagai Avira, sepupu dari Rifqy yang diperankan Fachri Muhammad. Tidak ketinggalan single kedua dari Rizky Febian yang berjudul ‘Penantian Berharga’ yang mejadi lagu hits saat ini ikut menjadi official sountrack film ini.

Film ini bercerita tentang sekitar kehidupan pesantren. Tak hanya itu, persahabatan bahkan cinta yang malu-malu pun menjadi pelengkap dalam movie ini. Ingat satu hal manusia hanya menilai yang baik menurut penglihatan dan perasaannya. Shila yang sangat tidak terima jika di masukkaan ke pesantren, itu adalah pilihan orang tua hingga ia ngambek berkepanjangan dengan sang Ayah yang kala itu tidak mendukung untuk sekolah di Swasta.

Di tangan Yuki, karakter Marshila Silalahi tampak hidup. Shila merasa pesantren bukan tempat yang tepat baginya.

Yuki Kato sukses besar memerankan Shila yang berlogat Batak Karo sepanjang film ini. Seperti Film Negeri 5 Menara yang juga mengangkat tema persahabatan, di Film Indonesia Film ini tema itu kembali di angkat dan menjadi bumbu sedap. Saya tertawa terbahak-bahak saat adegan-adegan lucu, dan Saya juga sempat menangis ketika adegan sedih.

Review Cahaya Cinta Pesantren

Karena Ayahnya memutuskan yang terbaik buat Shila adalah sekolah di pesantren. Bagi Shila sekolah di pesantren adalah dunia yang penuh dengan kekangan dan tidak bisa bebas. Overall film ini sangat reccomended untuk ditonton. Suasana pesantren digambarkan dengan baik walaupun tidak utuh. Emosinya bikin ketawa sebentar kemudian menangis.

Bersama teman-temannya, Manda, Aisyah, dan Icut, ia menemukan makna persahabatan yang sesungguhnya. Mereka bahkan punya “belanga air mata”, tempat mereka menyimpan semua air mata sedih dan bahagia.

Shila tetap merasa bersalah karena sudah mengendap-enap ditengah malam dan pada akhirnya jadi tertuduh. Sungguh perbuatan yang amat rentan dengan fitnah dan Shila berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan bertindak lagi seperti orang gila.

Review Cahaya Cinta Pesantren

Apakah memang pesantren ada hanya untuk anak-anak sepertinya. Walau sebenarnya, Shila sama sekali tidak merasa menjadi anak yang nakal. Meski hidup dipesantren tidak mudah, kegigihan dan kecerdasannya mengantarkan Shila ke Negeri sakura . Kisah haru tentang sosok ayah juga dipaparkan di sini dan tak lupa juga diselipkan kisah cinta yang manis.

Meski a hundred and forty four menit bukan ide bagus untuk menonton movie dengan genre seperti ini. Dan aura positif dia di film ini yg bikin hampir semua pemainnya bermain sesuai karakter. JAKARTA- Istilahbullyingidentik dengan kekerasan dan tindakan Sinopsis Film senioritas. Korbannya juga bisa dari berbagai kalangan, tak sebatas anak sekolah. Sampul buku yang di gunakan sangat menarik, alur cerita yang mengalir sehingga mudah dipahami oleh pembaca,dan penggunaan kata yang mudah dipahami membuat novel ini menjadi bacaan yang menarik untuk dibaca.

Review: Cahaya Cinta Pesantren (Film)

Dunia pesantren yang disiplin ditambah jadwal pelajaran dan kegiatan yang seakan tiada henti membuat Shila mesti beradaptasi, di pesantren Shila bersahabat dengan Manda, Aisyah dan Icut. Karena keduanya tidak betah tinggal di pesantren tanpa sepengetahuan yang lain, keduanya pun kabur dari pesantren. Tapi takdir membawa mereka berdua kembali ke pesantren itu.

Review Cahaya Cinta Pesantren

Related Articles

Back to top button