Pk
Yang lain lagi menjalankan ritual keagamaan karena kewajiban dan bahkan mungkin tidak sadar bahwa kewajiban itu membuatnya “buta” akan hal yang benar. Film “PK” secara implisit mau mengatakan bahwa Tuhan tidak perlu dibela, tetapi kemanusiaanlah yang perlu dibela. Pesan ini amat sangat relevan dengan situasi beragama baik secara lokal maupun global.
Di Islam misalnya, ada ayat yang secara literal mengatakan bahwa umat nasrani dan yahudi itu membenci muslim, di mana umat nasrani dan yahudi dikatakan tidak akan merasa senang hingga muslim mau masuk agama mereka. Sejak Abraham Lincoln dengan tegas melarang perbudakan, semua negara mulai mengikutinya hingga kini perbudakan dilarang di semua negara. Mungkin prakteknya masih eksis, namun PK tersembunyi, tapi tahukah anda bahwa sebagian orang beranggapan bahwa perbudakan layak dipraktekkan kembali karena hal tersebut dianggap solusi yang benar sesuai anjuran tuhan? Salah seorang politikus Kuwait misalnya pernah secara terbuka mengungkapkan hal tersebut. Mungkin orang ini terkesan agak gila, tapi memang dalam Islam sendiri tidak ada larangan tegas mengenai perbudakan.
Faktanya Hindu baik di India maupun di Bali menerapkan kasta berdasarkan keturunan. Di Bali mungkin masalahnya hanya terjadi ketika 2 orang dari golongan berbeda memiliki hubungan asmara, tapi di India perbedaan kasta sangat berpengaruh pada kondisi sosial yang dia alami. Orang dengan kasta rendah tidak hanya dilecehkan, tapi juga hidupnya dipersulit, sehingga berujung pada kemiskinan dan kebodohan.
Jika tuhan memang berbeda untuk tiap orang, jika tuhan ingin menunjukkan religiutitas seseorang pada manusia lain, maka mestinya tuhan memberikan tanda khas yang permanen di tubuh manusia sejak manusia itu lahir. Maka film PK sebenarnya ingin menyampaikan bahwa semua tafsir terhadap agama yang dilakukan oleh para tokoh agama itu sifatnya manusiawi, yang bisa salah alias salah sambung, atau bisa juga sengaja dimanfaatkan oleh oknum demi memuaskan nafsunya sendiri.
Sebagai orang yang polos dan lugu , dirinya langsung saja berusaha mencari Tuhan yang dikiranya berwujud sama seperti manusia biasa. Tanpa sengaja dia bertemu dengan seorang presenter sebuah televisi bernama Jaggu, Jaggu adalah seorang gadis India beragama Hindu yang pernah tinggal di Belgia, dia jatuh cinta pada Sarfaraz, seorang muslim Pakistan. Perbedaan agama membuat ayahnya tidak merestui hubungan mereka, dan terlebih lagi Sarfaraz tidak datang ke gereja dimana mereka berjanji akan menikah.
Maka tidak mengherankan jika permasalahan kasta, diskriminasi perempuan, atau perbudakan masih terjadi secara masif dan dilakukan secara terbuka di negara yang penduduknya masih fanatik pada agama oleh karena norma yang ada di masyarakat sulit untuk dihapuskan. Sebelumnya diceritakan, Reporter dan Sutradara dalam filim ini juga pernah mempunyai konflik dengan pemuka agama –mempunyai pengikut yang sangat banyak–yang membawa remote PK.
Alien yang ditugaskan tersebut dibekali dengan remote control yang bentuknya seperti kalung, yang berguna untuk memanggil pesawat luar angkasa ketika tugasnya telah selesai. Sayangnya baru beberapa saat sampai di bumi, distant control berbentuk kalung tersebut dicuri karena dikira sebagai perhiasan berharga.
Fundamentalisme dan radikalisme agama terjadi ketika orang menganggap agama yang dianutnya lebih superior dibandingkan dengan agama yang lain. Fenomena ini menjadi contoh di mana agama dipertahankan tetapi perbuatannya jauh dari ajaran agama. Kebenaran agama memang diakui dan diaminkan tetapi masyarakat acapkali tidak mempersoalkan kebenaran tindakannya.
Semua itu berlindung di bawah legitimasi teologis untuk membela Tuhan dan memurnikan doktrin agama. Penganut agama dengan percaya diri membunuh sesamanya hanya karena itu dianggap berkenan di mata Tuhannya, entah Tuhan yang mana. Berapa banyak kodifikasi atau perdagangan atas nama agama yang dilakukan di Indonesia? Fenomena ustad gaul yang tidak mencerminkan kehidupan pribadinya sesuai dengan apa yang disampaikan dalam discussion board dakwahnya.
Ternyata Ada Banyak Jenis Tuhan Di Dunia Ini
Seperti saat Michelle akhirnya bisa lulus dari perguruan tinggi seperti cita-citanya dan sang guru. Film yang mengusung tema tentang sebuah perjuangan manusia yang terjebak dalam kegelapan ketika suatu konektor yang menghubungkannya dengan dunia luar hilang, dan ia berusaha bisa menemukan setitik cahaya. Kegelapan yang menyelimuti hidup Michelle menjadikannya berperilaku layaknya binatang, karena tidak bisa menangkap dan mengerti ajaran dan perhatian yang diberikan oleh orang tuanya. Kondisi memprihatinkan Michelle membuat sang ibu (S.Patel) mencari seorang guru untuk mendidiknya. Menghayati kebenaran agama yang dianut merupakan hal yang tidak salah.