Avengers Tamat 2019, Marvel Siapkan 6 Film Jagoan Ini!

Film Mulan Kembali Ditunda Imbas Pandemi Covid

Ia menggunakan kekuatan kubus odin dan pemimpin organisasi kejahatan hydra. Jakarta – Marvel Cinematic Universe , sukses merangkai kumpulan movie The Avengers. Membuat antusiasme penonton film menjadi meningkat, tema superhero menjadi sesuatu hal yang selalu ditunggu. Kembali ke evaluate film yang disturadari oleh duo Joe Russo dan Anthony Russo ini, deretan pemain sebetulnya mampu menghadirkan karakter masing-masing dengan baik dengan porsi yang pas pula. Masing-masing karakter berkembang, sayangnya karakter penjahat dalam Civil War cenderung terkesampingkan akibat adanya Iron Man.

Bahkan, Civil War berhasil membuat karakter-karakter yang tak terasa begitu penting di seri-seri MCU sebelumnya seperti War Machine, Falcon, atau bahkan si Scarlet Witch sendiri berakhir sebagai bintang. Tapi kompleksitas cerita tak pernah hanya soal scene fighting dan kehancuran di sana-sini.

Dia tidak mau gitu, timnya terkekang untuk menyelamatkan dunia, hanya karena perjanjian yang tertulis setebal buku kitab. Satu-satunya hal yang kurang dari film ini hanyalah musuh utamanya yang benar-benar tak terasa relevan dengan garis cerita yang ada. Setidaknya di seri Avengers sebelumnya, kisah selalu berakhir dengan pertarungan melawan si “Big Bad Wolf” yang biasanya berakhir punya kemampuan lebih baik dan tak sulit untuk mengalahkan Avengers begitu saja. Ketidakmampuan Marvel untuk meracik karakter antagonis yang menarik semakin terbukti.

Ini juga merupakan adegan perkelahian movie superhero yang paling nikmat. Banyak yang komplen aku ngebahas film terlalu cepat, siang baru tayang-malamnya udah ngepos evaluation.

Ada dua kubu yang berseberangan yaitu kubu yang dipimpin oleh Captain America antara lain Winter Soldier, Falcon, Hawkeye, Scarlet Witch dan Ant Man. Sedangkan kubu yang dipimpin oleh Iron Man antara lain Black Widow, War Machine, Vision, Black Panther dan Spiderman. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Captain America.

Dibintangi oleh Brie Larson sebagai Captain Marvel, film ke-21 dalam rangkaian panjang MCU ini dibanjiri kritikan, alih-alih pujian. Sosok Carol Danvers yang diperankan oleh Larson enggak berhasil mendapatkan tempat di hati penonton. Kalau boleh dibilang, pesona sang protagonis kalah mentereng dibandingkan dengan Goose si ‘kucing’.

Gue tidak tahu kenapa disaat gue menulis postingan ini, disaat yang bersamaan Captain Amerika dan Iron Man tiba-tiba memutuskan hubungan mereka di Facebook. Thanos berambisi untuk mengumpulkan enam batu abadi yang tersebar di berbagai tempat.

Melibatkan Bucky sebagai tersangka aksi terorisme yang menewaskan Raja T’Chaka , sahabat Steve Rogers ini menjadi buronan paling dicari di Planet Bumi. Sadar bahwa rekannya ini enggak mungkin melakukan aksi teroris, Captain America mati-matian membela sang Winter Soldier. Di sisi lain, Tony Stark ingin agar tim Avengers tunduk pada hukum baru yang membatasi pergerakan mereka.

Sayangnya, tidak seperti movie-movie Marvel yang lain yang sepertinya lebih percaya diri dalam bercerita, first act film ini agak kebingungan mencari tempat untuk berdiri. Pengenalan tokoh dan dunia ‘Captain Marvel’ sangat tidak menarik dan sangat generic pada saat yang bersamaan. Nuansanya lebih mirip seperti Star Trek KW atau versi murah ‘Guardians of the Galaxy’.

Kehilangan, kematian, rasa bersalah, balas dendam, kesetiaan, kepercayaan yang berbalik arah dengan tragis, every of them costume superheroes handled this. Sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh produk saingannya yang terlihat terburu-buru untuk mengestablish suatu dunia. Aksi beberapa anggota Avengers yang dipimpin oleh Cap seolah membuat timnya layak mendapatkan pujian.

Karena candaannya memang dikemas dengan inteligensi dan pemahaman. Waktu kamu selama 2 jam 27 menit tidak akan sia-sia untuk menonton film ini. Tapi diakhir cerita, Zemo akhirnya memberikan klarifikasinya, mengapa dia melakukan itu.

Atau ketika Hulk Buster berusaha menahan kemarahan Hulk di Age of Ultron? Sekarang bayangkan sensasi yang sama, Anda kalikan 10 kali lipat dengan semua karakter Avengers terlibat langsung di dalamnya.

UP juga pernah mendapat kehormatan untuk bergabung di komunitas Indonesian Film Critics yang menaungi berbagai kritikus dan blogger movie lokal. Namun dari segicinematographydanscoringfilm ini cukup bagus dan memanjakan penonton. Tampilan retro dan musik-musik ala tahun 90an ditampilkan dengan mengesankan. Film ini pun tidak tidak banyak terdapat drama berlebihan, sehingga penonton dapat lebih fokus menikmati aksi dan jalan ceritanya. Adegan-adegan aksinya pun biasa saja, serta jalan ceritanya pun terkesan lambat dan sedikit membigungkan.

Secara umum, film ini bercerita tentang Carol Danvers seorang mantan pilot yang mempunyai kekuatan tremendous setelah mengalami kecelakaan pesawat. Karena lupa ingatan, ia pun menjadi pasukan tempur mematikan bangsa Kree, yang sedang berperang panjang dengan bangsa Skrull. Di luar kisah yang menginspirasi, serta aksi laga yang memanjakan mata, Captain Marvel punya muatan pesan yang inspiratif dan women empowerment yang kentara. Ada shoot berulang yang menunjukkan kekuatan terbesar dari Carol Danvers adalah saat dia terus bangkit saat jatuh.

Orang berlarian penuh kepanikan, terpelanting, ledakan, gedung runtuh dan kekerasan lain khas movie superhero. Meski begitu, film ini juga menawarkan banyak adegan seru, bahkan lucu, dan bisa dibilang tidak ada darah atau kematian yang ditampilkan dengan vulgar. Kekerasan yang paling intens dalam movie ini adalah saat diperlihatkan dua orang mengalami kecelakaan, dan saat tak berdaya, mereka dipukul dan dicekik hingga tewas.

Rasa bersalah sama yang senantiasa mendorong Steve Rogers untuk terus menjaga dan memperkuat nilai-nilai moralnya. Captain America, yang telah banyak belajar dari kejadian di The Winter Soldier, dengan tegas menolak langkah ini.

Begitu pula dengan motivasi jelas yang dimiliki Tony Stark. Ia sampai rela untuk menyerahkan kebebasannya sebagai superhero ke tangan pemerintah, supaya bisa sedikit melepas tanggung jawabnya dari kematian orang-orang tak bersalah. Ini merupakan konsekuensi logis dari seorang egomaniak yang tidak sedikitpun memberi celah untuk rasa bersalah di hati nuraninya.

Gambaran Peter Parker di sini masih sangat muda, jauh dari ganteng tapi khas anak remaja yaitu konyol. Lucunya, ketika Tony Stark menawarkannya untuk ke Jerman dan bergabung dengan Avengers lain, Peter malah masih memikirkan tugas sekolah yang belum di selesaikan. Untungnya di paruh kedua, berjalan lebih menarik, seiring penuangan kisah yang mulai mengarah lebih sederhana dan puzzle-puzzle misteri awal mulai terungkap. Begitu pun dengan joke-joke yang hadir satu persatu, khususnya yang berkaitan dengan binatang film yang pantas disebut sebagai scene stealernya. Apalagi, dua pemain karakter sentralnya, Brie Larson dan Samuel L. Jackson mampu menghadirkan chemistry ala buddy-cop comedy lumayan apik.

Lang terkejut ketika menemukan bahwa dia ternyata telah “menghilang” selama lima tahun karena pada dunia kuantum, dia hanya pergi selama 5 jam. Tapi, dia kemudian dibebaskan anak buahnya yang juga termasuk Erik Killmonger yang ternyata punya agenda tersendiri. Kegagalan T’Challa membawa pulang Klaue membuat pemimpin suku perbatasan, W’Kabi kecewa. Semua orang mengetahui siapa sosok di balik armor Iron Man. Juga pria berotot bernama Thor dengan jubah dan senjata berupa martil di tangan.

Bagi Chris Evans, Steve Rogers sudah bagaikan dirinya sendiri. Tapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi dirinya untuk mengundurkan diri dari MCU. Evans merasa bahwa ia sudah cukup untuk bermain dengan seluruh ledakan dan senjata dalam dunia kepahlawanan itu. Yepp, aku bakalan ngreview Descendants Of The Sun, karena itu filmnya lagi booming banget. Demi mendongkrak popularitas weblog, kadang kita harus mengikuti perkembangan development.

Captain America bersama timnya pun berusaha untuk menghentikan Zemo, sedangkan Iron Man bersama timnya berusaha menghentikan usaha tim Captain America karena melanggar peraturan PBB. Pada akhirnya, misi Zemo ini berhasil dengan menguak rekaman Bucky yang telah membunuh orangtua Iron Man.

Perang ngelawan gagasan emang selalu menarik buat di tonton kalo buat gue. Karna semua orang pasti akan mempertahankan gagasan itu, bahkan sampai mati kalo perlu. Karna gagasan yang dipegang sama tim Iron Man ini berbeda sama tim Captain America, maka mereka bertarung untuk memenangkan gagasan tersebut. Marvel berhasil menutup kisah tentang MCU dengan sangat sempurna, membuat penonton puas, tetapi nyaris tak percaya bahwa ini adalah akhir dari perjuangan mereka melawan Thanos.

Ya, lagi-lagi Civil War justru bercerita tentang Iron Man bukan tentang Steve Rogers. Kehadiran Daniel Bruhl sebagai Zemo memang patut diapresiasi, sayangnya porsinya sangat minim untuk seorang penjahat. Untuk Review FIlm adegan pertarungan juga menarik, rasa dendam pada karakter masing-masing muncul. Mereka melawan kawannya sendiri, di sini sutradara ingin memperlihatkan kalau superhero itu juga bisa melakukan hal yang jahat.

Di sisi lain, movie ini pun mampu membangun antagonis film dengan sangat baik. Teknik cease movement sendiri mulai ada pada tahun 1906 yang ditemukan oleh Stuart Blakton.

Argumen ini menegaskan PBB yang hanya membatasi pergerakan Amerika Serikat. Argumen ini pun diungkapkan dalam film oleh Captain America yang mengatakan bahwa PBB itu juga dijalankan oleh segelintir orang dengan agenda dan agenda itu sendiri dapat berubah berdasarkan segelintir orang tersebut. Berbalut politik, cerita ini sarat dengan personal motive yang stakenya bisa kita rasakan langsung.

Di dalam movie, tidak ada pahlawan tremendous yang identitasnya dirahasiakan. Stephen McFeely yang ditugaskan menulis naskah mengatakan sejumlah perubahan tersebut harus diambil. Alasannya karena ia tidak mungkin menampung begitu banyak tokoh pahlawan super yang terlibat dalam versi komik “Civil War”, di antaranya Fantastic Four dan X-Men yang hak adaptasi filmnya dipegang studio lain.

Dan gue benci untuk mengatakan ini, karena dia memang memiliki alasan yang baik dibelakang itu semua. Karena gue telat banget untuk mereview movie ini, ga ada salahnya kalau gue memberikan beberapa spoiler tentang movie ini. Mendapatkan ranking eight/10 dari iMDb, 90% dari Rotten Tomatoes, 75% dari Metacritic, membuat movie ini sangat sayang untuk dilewatkan. Bahkan menurut gue, film ini tentu lebih baik, jauh lebih baik dari movie sebelumnya yang gue evaluate, Batman vs Superman, yang hanya mendapatkan score 7/10 dari iMDb, 27% dari Rotten Tomatoes, bahkan 44% dari Metacritic.

Captain America: Winter Soldier (

Sayang, pasukan Avengers hadir sebagai pelindung kelangsungan umat manusia. Sebagai pembuka dari rangkaian MCU, Iron Man berhasil menuntaskan bagiannya dengan baik. Tony Stark (Robert Downey Jr.) sukses mencuri perhatian dengan gaya playboy nan flamboyan.