3 Fakta Di Balik Film ‘Richard Jewell’
Tetapi Bryant mendapati dirinya berada di luar kemampuannya ketika dia bertarung melawan kekuatan gabungan FBI, GBI dan APD untuk membersihkan nama kliennya, sambil menjaga Richard dari mempercayai orang-orang yang berusaha menghancurkannya. Di hari kedua, Richard yang sedang tidak match tetap datang untuk pergi bekerja. Disaat Richard tengah berpatroli menyisir area konser, ia tak sengaja melihat sebuah tas yang tergeletak dibawah kursi tak jauh dari kerumunan penonton. Richard berusaha untuk tetap tenang agar suasana kondusif.
Tujuan itulah yang mengatur bahasa tubuhnya menjadi terasa menyebalkan, songong, sok keren, dan suka cari perhatian. Cara berjalan Richard Jewell terasa seperti orang songong. Dengan tangan mengayun ke luar, dada yang membusung, dan dagu yang terkadang dinaikkan ke atas, terutama pada tiap awalan dia berjalan.
Richard Jewell Yang “Kurang” Tapi “Sempurna”
Memang, kami tak mendapati perubahan warna suara yang signifikan. Selain itu, kami mendapati ritme tubuh yang berubah jadi terasa tenang, dan cenderung lambat. Walaupun movie ini bersetting di tahun 1996 ia masih relevan untuk jaman sekarang.
DiCaprio memang tidak ikut berperan, namun ia masih menjabat sebagai produser. Jika DiCaprio mulanya terpilih untuk berperan sebagai pengacara, aktor Jonah Hill adalah pemeran tokoh Richard Jewell ketika Ezra Edelman masih menjabat sebagai sutradara. Ketika Edelman mundur serta Hill dan DiCaprio memutuskan hanya akan menjadi produser, Clint Eastwood yang didapuk menjadi sutradara saat ini masih harus mencari aktor pengganti yang hendak memerankan tokoh Richard Jewell. Aktor Leonardo DiCaprio mulanya dipercaya untuk memerankan tokoh pengacara di movie The Ballad of Richard Jewell. Namun, DiCaprio pada akhirnya hanya akan bertugas sebagai produser dan Sam Rockwell pun terpilih untuk memerankan posisinya.
American Hustle: Membaca Pola Spontanitasnya
Ia adalah seorang pria yang baik hati tetapi juga polos. Ia jarang marah tetapi ia sangat disiplin dalam menegakkan hukum.
Ia kemudian menelepon 911, menjalankan prosedur evakuasi kejadian bom sesuai SOP, berkoordinasi dengan petugas keamanan lain dan juga agent FBI untuk segera mengecek tas tersebut. Setelah mereka cek, rupanya benar, tas tersebut berisi sebuah bom waktu yang akan segera meledak. Richard dan yang lainnya kemudian mengevakuasi dengan cepat para penonton untuk secepatnya menjauh dari lokasi ditemukannya bom.
Berita hoax ini membuat Jewell diasingkan oleh lingkungan, meski saat itu ia belum terbukti bersalah. Atas jasanya dalam menemukan sebuah bom tersebut serta berupaya mengamankan sejumlah orang, Jewell ramai diberitakan media dan dianggap sebagai pahlawan oleh publik. Namun penyelidikan FBI berkata lain, berdasarkan pola dan motif pelaku pemboman yang bersandiwara dalam menemukan bom-nya sendiri. Tetapi dalam beberapa hari, ia menjadi tersangka nomor satu FBI, difitnah oleh pers dan publik, hidupnya hancur berantakan. Menjangkau pengacara independen dan anti kemapanan, Watson Bryant, dengan setia menyatakan Jewell tidak bersalah.
Akhir tahun 2019 kemarin, Warner Bros Pictures merilis sebuah film yang mengisahkan tentang seorang petugas security yang dituduh sebagai pelaku bom Atlanta di tahun 1996. Film ini berfokus pada karakter Richard Jewell yang difitnah dan dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tak ia lakukan.
Beberapa waktu kemudian, bom meledak namun tidak ada korban jiwa karena mereka sudah menjauhkan diri dan penonton dari ledakan. Film Richard Jewell mendapatkan evaluation positif dari para kritikus. Berdasarkan Rotten Tomatoes, movie ini memiliki ranking seventy six%, berdasarkan 265 ulasan, dengan ranking rata-rata 6,79/10. Berdasarkan Metacritic, movie ini mendapatkan skor 68 dari 100, berdasarkan 45 kritik, menunjukkan “ulasan yang baik”. Berdasarkan CinemaScore, film ini mendapatkan nilai “A” dari penonton film untuk skala A+ sampai F.
Lalu ia berhasil menggunakan sisi negatif itu sebagai senjata untuk menyempurnakan tokohnya. Selanjutnya, ia berhasil membuat penonton terkejut dengan semua permainannya. Kami rasa, tak ada yang bisa ditebak dari permainan Paul Walter Hauser. Satu hal yang menarik dari permainan Paul Walter Hauser adalah ia berhasil menunjukkan kelemahan si tokoh dengan baik sekaligus membuat kelemahan tokoh itu penyempurna Richard Jewell.
Berkat aksi cepat tanggap Richard, ia berhasil meminimalisir korban jiwa dan korban luka. Richard Jewell yang semula dianggap pahlawan kini berubah menjadi dituduh sebagai dalang bom di konser Atlanta. Tak cuma itu saja, berminggiu-minggu ia terus diperiksa oleh agent FBI, rumahnya digeledah dan dipaksa untuk mengakui bahwa peristiwa bom itu dilakukan olehnya. Seperti biasanya, penyajian movie ala Eastwood selalu mempesonakan secara penceritaan dan karakterisasi.
Top 10 Film Perang Vietnam
Dari paruh awal film, penonton diajak untuk melihat keseharian sosok Richard Jewell yang selalu menjalankan tugasnya sesuai SOP meskipun orang-orang disekitarnya membenci dirinya. Tak ada yang salah memang pada karakter Richard, tipikal orang yang sangat menghormati aparat dan hukum yang berlaku. Tak salah jika impian Richard ingin menjadi anggota kepolisian.